Sabtu, 12 Januari 2013

PENDAHULUAN

Perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang lebih baik dan meminimalisir masalah yang timbul. Proses dalam merencanakan suatu wilayah dan kota memerlukan pemahaman yang tinggi atas keterkaitan segala aspek dan komponen yang ada. Selain itu, perencanaan dalam prosesnya akan melibatkan berbagai disiplin ilmu dari berbagai macam pandangan para ahli dan berbagai teori yang saling berkaitan ataupun berbenturan. Oleh karena itu, perencanaan dalam prosesnya memerlukan pemahaman yang tepat mengenai potensi dan masalah dalam suatu wilayah dan kota yang akan direncanakan sehingga akan ditemukan suatu metode yang tepat demi tercapainya suatu keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Kegiatan perencanaan yang dilakukan kali ini berkaitan dengan pendekatan, konsep, dan strategi perencanaan wilayah dan kota, dengan wilayah peri-urban sebagai objek perencanaan. Wilayah peri-urban yaitu daerah rural-urban fringe, yang merupakan wilayah peralihan mengenai pemanfaatan lahan, karakteristik sosial dan demografis. Wilayah ini terletak antara karakteristik lahan perkotaan kompak terbangun yang menyatu dengan pusat kota dan karakteristik lahan pedesaan. Pada wilayah peri-urban tampak adanya percampuran pemanfaatan lahan yang berorientasi baik perkotaan maupun pedesaan. Penetrasi lahan perkotaan (urban land use) dan jasa pelayanan umum (public utility services) sudah mulai tampak dengan intensitas yang bervariasi.   
Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah peri urban di daerah pinggiran kota Yogyakarta yang menyimpan banyak potensi dan permasalahan. Potensi Kabupaten Gunungkidul antara lain adalah potensi pertanian dan kehutanan, potensi karst, potensi pariwisata serta potensi air yang melimpah. Sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar dan penggunaan lahan di Kabupaten Gunungkidul mayoritas berupa ladang atau sawah, sehingga sektor pertanian merupakan potensi yang wajib untuk dikembangkan. Sektor pertanian yang diunggulkan di Kabupaten Gunungkidul adalah pertanian, perkebunan dan kehutanan. Sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu potensi alam unggulan karena memiliki berbagai obyek wisata dengan keindahan alam yang berbeda-beda contohnya wisata goa, wisata pantai, dan wisata sejarah. Sedangkan kawasan karst merupakan potensi pertambangan yang apabila dikembangkan dengan baik akan dapat membantu pengembangan wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Selain memiliki berbagai potensi alam, Kabupaten Gunungkidul juga menyimpan berbagai permasalahan. Permasalahan di Kabupaten Gunungkidul terkait dengan potensi-potensi yang ada yaitu potensi pertanian, pertambangan karst dan pariwisata yang kurang berhasil dikembangkan dengan baik oleh pemerintah dan warga setempat sehingga kurang optimal dalam mendukung pengembangan wilayah Kabupaten Gunungkidul. Potensi-potensi tersebut seharusnya dapat lebih dikembangkan sehingga menjadi elemen pendukung dalam mengembangkan wilayah Kabupaten Gunungkidul yang lebih maju dan berkembang.
Permasalahan di Kabupaten Gunungkidul lainnya adalah terjadinya migrasi karena lapangan pekerjaan yang kurang memadai, serta terjadinya kekeringan di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan. Secara ekonomi, di Kabupaten Gunungkidul hanya terdapat satu kecamatan yang memiliki ekonomi cukup maju yaitu Kecamatan Wonosari yang merupakan ibukota kabupaten. Hal tersebut terjadi karena ketersediaan sarana prasarana dan manajemen pembangunan yang terpusat di Kecamatan Wonosari.
Tujuan
Kegiatan studio perencanaan wilayah dan kota bertujuan untuk menyusun konsep dan strategi perencanaan berdasarkan isu dan permasalahan yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul melalui analisis spasial dan analisis sektoral. Proposal teknis ini bertujuan untuk rancangan kegiatan studio, pedoman pengamatan lapangan, pengolahan data, identifikasi potensi masalah di Kabupaten Gunungkidul, dan menyampaikan hasil dari studio perencanaan wilayah dan kota.
Sasaran
Adapun sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
·    Terjustifikasinya wilayah studi Kabupaten Gunungkidul;
·    Teridentifikasinya karakteristik wilayah dan kota di Kabupaten Gunungkidul;
·    Teridentifikasinya isu dan permasalahan yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul;
·    Tersusunnya konsep perencanaan yang merupakan pedoman untuk mencapai tujuan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul;
·    Tersusunnya metode dan desain survei sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengolahan data di lapangan;
·    Tersusunnya strategi perencanaan untuk mengatasi isu dan permasalahan serta mendukung pengembangan wilayah.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi membahas tentang suatu proses perencanaan, melalui siklus perencanaan yang ada, mulai dari tahap identifikasi, pengumpulan data, hingga pengambilan keputusan.  Siklus perencanaan yang akan digunakan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan rencana, strategi, dan rekomendasi dalam penyelesaian masalah. Adapun substansi yang akan dibahas di antaranya adalah  gambaran umum wilayah studi 
Aspek fisik
Aspek fisik merupakan kondisi fisik wilayah studi, seperti kondisi geografis, topografi, klimatologi, litologi, penggunaan lahan, kondisi sarana dan prasarana, serta struktur tata ruang kota di Kabupaten Gunungkidul. Aspek fisik dapat memberikan gambaran umum mengenai kondisi fisik wilayah eksisting sehingga dapat diketahui potensi dan permasalahan yang ada.
 Aspek non fisik
Aspek non fisik wilayah studi yang akan dibahas adalah sebagai berikut ini:
1)   Kondisi Sosial Budaya
Dari aspek ini dapat diketahui karakteristik sosial budaya yang masih berkembang dan dipertahankan di Kabupaten Gunungkidul.
2)   Karakteristik Kependudukan
Meliputi jumlah penduduk, komposisi penduduk, pertumbuhan penduduk, penduduk menurut umur, dan agama yang dapat menjadi informasi mengenai aktivitas dan kegiatannya. Dari informasi mengenai kependudukan tersebut dapat diketahui tingkat migrasi yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul.
3)   Karakteristik Ekonomi 
Dari aspek ekonomi dapat diketahui kontribusi sektor-sektor ekonomi dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul. Pembahasan aspek ekonomi dapat mencakup PDRB, sektor yang menjadi komoditi unggulan, serta pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul jika dibandingkan dengan Provinsi DI Yogyakarta.
4)   Kelembagaan
Aspek ini memberikan informasi mengenai sistem kelembagaan yang telah terbentuk dari kelembagaan pemerintah maupun kelembagaan non pemerintah. Kelembagaan memiliki peranan penting untuk mengatur dan mengelola suatu wilayah ataupun kota. Baik buruknya pengembangan dan perkembangan suatu wilayah atau kota ditentukan oleh baik buruknya sistem kelembagaan yang ada di wilayah atau kota tersebut.

 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup Wilayah Makro
Ruang lingkup wilayah makro yang menjadi fokus pada kegiatan studio perencanaan ini adalah Kabupaten Gunungkidul yang terletak di bagian selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara administratif Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 18 kecamatan, 144 desa, 1416 dusun, 1583 RW dan 6844 RT.  Batas administrasi Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada peta berikut ini:

Ruang Lingkup Wilayah Mikro
Ruang Lingkup Wilayah Mikro adalah wilayah amatan yang memiliki karakteristik pembangunan wilayah dan kota yang berbeda–beda di Kabupaten Gunungkidul. Ruang lingkup wilayah mikro yaitu :
1.         Kecamatan Wonosari
Kecamatan Wonosari merupakan ibukota kabupaten yang di dalamnya terdapat pusat pemukiman penduduk, pusat pemerintahan, pusat perdagangan jasa, dan pusat pelayanan infrastruktur. Jumlah penduduk di Kecamatan Wonosari merupakan jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Gunungkidul. Secara ekonomi, penduduk yang tinggal di Kecamatan Wonosari memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Pembangunan wilayah di Kecamatan Wonosari baik secara fisik maupun non fisik dinilai paling baik dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
2.         Kecamatan Purwosari
Kecamatan Purwosari merupakan kecamatan yang memiliki potensi pertanian berupa hutan jati, mahoni, kayu putih, sengon, dan akasia, serta potensi pertambangan. Potensi-potensi tersebut jika diolah lebih lanjut maka akan dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih bernilai seperti meubel. Namun potensi yang ada kurang dapat dioptimalkan karena rendahnya SDM, hal ini  menjadi salah satu penyebab Kecamatan Purwosari memiliki PDRB terendah se Kabupaten Gunungkidul.
3.         Kecamatan Tepus
Kecamatan Tepus merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata dan perikanan yang  baik. Namun kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti jalan yang masih sempit, kurangnya penerangan jalan, serta belum tersedianya pelayanan air bersih dan listrik menyebabkan kesulitan aksesibilitas dan menjadi faktor penyebab rendahnya minat investor untuk berinvestasi di wilayah tersebut. Selain sarana dan prasarana, promosi yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah juga kurang dimaksimalkan sehingga para wisatawan tidak mengetahui potensi pariwisata yang ada di kecamatan ini.  
4.         Kecamatan Gedangsari
Kecamatan Gedangsari merupakan wilayah yang memiliki potensi pertanian dengan komoditas utama padi, srikaya, mangga, dan jagung. Namun, kurang berkembang karena masalah kekeringan dan curamnya topografi serta rendahnya SDM yang dapat menghambat perkembangan Kecamatan Gedangsari. Rendahnya kualitas SDM ini dilihat dari usia masyarakat yang didominasi oleh usia tua, sehingga sering kali pelatihan-pelatihan yang diberikan tidak diterapkan untuk usaha yang mereka jalankan, hal ini merupakan salah satu penghambat berkembangnya Kecamatan Gedangsari.

 Time-frame Perencanaan
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Berdasarkan jangka waktunya rencana dibagi menjadi rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu 10-20 tahun, rencana jangka menengah adalah rencana yang memiliki jangka waktu 5-10 tahun serta rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu 5 tahunan.
Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada studio perencanaan ini, menggunakan perencanaan jangka menengah yaitu 10 tahun. Sehingga pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2022 tujuan perencanaan harus sudah dapat dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul. Dalam menyusun perencanaan, dibutuhkan data time-series selama minimal 10 tahun kebelakang supaya dapat melihat kecendurungan perkembangan yang terjadi.
Kecenderungan Kondisi Wilayah
Kabupaten Gunungkidul merupakan kabupaten ini memiliki 18 kecamatan dengan masing-masing potensi unggulan. Namun, pengembangan potensi di masing-masing kecamatan sangat beragam. Kecamatan Wonosari sebagai ibukota kecamatan terbilang maju perkembangannya jika dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya jumlah penduduk yang paling tinggi di antara kecamatan lainnya, serta adanya konsentrasi pertumbuhan ekonomi dan pemusatan pembangunan infrastruktur di Kecamatan Wonosari. Adanya fenomena ini diakibatkan terkonsentrasinya berbagai aktivitas di Kecamatan Wonosari.
Selain Kecamatan Wonosari, terdapat potensi lain seperti pariwisata dan pertanian, serta pertambangan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Gunungkidul. Namun, potensi ini dirasakan kurang berkembang karena kondisi infrastruktur yang kurang mendukung seperti tidak adanya penerangan jalan, kurangnya pasokan air bersih, dan belum adanya listrik di beberapa wilayah gunungkidul, selain infrastruktur terdapat permasalahan lain seperti rendahnya kualitas SDM, belum adanya peraturan pemerintah yang secara jelas mengatur tentang pertambangan karst, serta kurangnya promosi dari pemerintah setempat. Hal tersebut mengindikasikan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kecamatan selain Kecamatan Wonosari. Jika masalah ini tetap tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, maka perkembangan pembangunan Kabupaten Gunungkidul akan tetap terkonsentrasi di ibu kota kecamatan dan kecamatan lain akan tetap tertinggal.
Kerangka Kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar