RANCANGAN
KEGIATAN
Kegiatan
Pra Lapangan
Penentuan Wilayah Studi
Wilayah studi yang akan menjadi
objek perencanaan adalah Kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul merupakan
wilayah peri urban atau daerah pinggiran di Provinsi DI Yogyakarta yang
menyimpan berbagai potensi alam yaitu potensi pariwisata, potensi hutan rakyat,
potensi pertanian, dan potensi pertambangan karst. Namun pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Gunungkidul masih di bawah rata-rata pertumbuhan di Provinsi DI
Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul juga merupakan penyumbang PDRB terendah
dibandingkan 3 kabupaten lain di Provinsi DI Yogyakarta.
Setelah
menentukan wilayah makro objek perencanan, maka dilanjutkan penentuan wilayah
amatan mikro. Penentuan wilayah amatan mikro dilakukan berdasarkan pada isu
permasalahan yang diangkat. Terdapat empat wilayah amatan mikro yang dinilai memiliki
karakteristik yang berbeda-beda baik
secara fisik maupun non fisik yaitu Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Tepus,
Kecamatan Wonosari, dan Kecamatan Purwosari.
Penentuan Kebutuhan Data
Perencanaan memerlukan data sebagai penunjang serta input dalam
prosesnya. Data digunakan sebagai informasi mentah yang dianalisis lebih lanjut
sesuai dengan kebutuhan dan isu permasalahan yang telah dipilih. Kebutuhan data
merupakan daftar data yang dibutuhkan dalam perencanaan dan akan dicari pada
saat melakukan survey lapangan. Kebutuhan data tertuang dalam bentuk tabel
kebutuhan data yang berisi deskripsi yang lebih detail meliputi:
·
Substansi yang akan dibahas
·
Nama data yang dibutuhkan
·
Manfaat dan tujuan dari data tersebut
·
Unit data
·
Sifat data
·
Jenis atau bentuk data
·
Tahun data
·
Sumber data
·
Cara pengumpulan data
·
Instrumen, preparat, dan penanggung
jawab.
Penyusunan
Instrumen Kegiatan Lapangan
·
Form Wawancara
Pembuatan form wawancara ini bertujuan untuk membandingkan data
hasil wawncara dengan hasil observasi maupun data sekunder. Form wawancara
berupa daftar pertanyaan biasanya ditujukan bagi instansi pemerintahan dan
tokoh masyarakat untuk mengetahui potensi dan permasalahan di wilayah amatan.
Alat atau instrumen yang mendukung wawancara yaitu form suvei wawancara, alat
tulis, tanda pengenal, dan tape recorder.
·
Peta
Peta merupakan media yang digunakan
untuk menyampaikan suatu informasi meliputi lokasi, ukuran wilayah, kepadatan
penduduk, topografi wilayah, dsb. Peta tersebut dibuat sesuai dengan tabel
kebutuhan data yaitu,
a.
Peta administrasi (untuk mengetahui batas-batas wilayah studi),
b.
Peta wilayah amatan mikro (untuk mengetahui wilayah amatan mikro
yang dipilih di Kabupaten Gunungkidul,
c.
Peta topografi (untuk mengetahui tingkat kelerengan di wilayah
studi),
d.
Peta tata guna lahan (untuk mengetahui penggunaan lahan di wilayah
studi)
e.
Peta klimatologi (untuk mengetahui curah hujan di wilayah studi)
f.
Peta jenis tanah (untuk mengetahui penggunaan lahan di wilayah
studi)
·
Traffic Counting
Traffic counting bertujuan untuk mengetahui
pergerakan di Kabupaten Gunungkidul dan mengetahui titik-titik kepadatan lalu
lintas di beberapa titik di Kabupaten Gunungkidul. Berikut detail ketentuan traffic counting
kelompok 3B Kabuapten Gunungkidul :
a. Traffic counting dilakukan pada tiga waktu yaitu pagi (06.30-07.30), siang
(12.00-13.00) dan sore (15.30-16.30).
b. Proses perhitungan ini dikelompokkan
pada objek kendaraan bermotor seperti motor, mobil, angkutan umum, bus, truk,
dan sepeda.
c. Traffic counting dilakukan pada dua titik jalan yaitu di Jalan Provinsi yang
merupakan perbatasan antara Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Bantul,
serta di jalur utama menuju daerah pesisir.
d. Traffic counting dilakukan setiap 15 menit sekali sehingga terdapat 8 kali perhitungan
selama 1 jam yang nantinya akan dirata-rata kepadatan lalu lintas.
·
Kuesioner
Kuesioner adalah alat pengumpulan data
dengan menyusun pertanyaan disertai dengan jawaban yang dapat dipilih langsung.
Alat atau instrumen yang mendukung yaitu alat tulis, form kuesioner, dan tanda
pengenal. Konsep kuesioner kelompok 3B Kabupaten Gunungkidul disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
a.
Objek yang digunakan adalah masyarakat yang ada di keempat wilayah
amatan yaitu masyarakat di Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Tepus, Kecamatan
Purwosari, dan Kecamatan Wonosari karena masyarakat merupakan objek yang
terlibat langsung dengan segala aspek yang menjadi substansi yang ada di
kuesioner.
b.
Metode yang digunakan adalah metode sampling dengan jumlah lima
kuesioner per kecamatan. Hal ini dilakukan terkait dengan efisiensi waktu
survei, jadi total kuesioner sebanyak 20 buah dari empat kecamatan.
c.
Substansi kuesioner terdiri atas data diri responden, persebaran
sarana prasarana, pelayanan sarana prasarana, kondisi sarana prasarana,
ekonomi, isu dan permasalahan wilayah studi.
d. Hasil kuesioner tersebut nantinya akan
dikombinasikan dengan data sekunder yang ada sebelumnya, sehingga semakin
meningkatkan tingkat validitas data yang ada yang selanjutnya akan diolah
menjadi sebuah informasi.
Kegiatan
Lapangan
Dalam tahapan pelaksanaan kegiatan
survei lapangan diperlukan rancangan metode pengumpulan data. Survei lapangan
dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder dari berbagai instansi yang
ada di Kabupaten Gunungkidul, dan mengumpulkan informasi berupa potensi dan
permasalahan baik secara makro (Kabupaten Gunungkidul) maupun mikro dari
keempat wilayah amatan tersebut. Tahapan survei dilakukan dalam pengumpulan
data dan informasi, yaitu :
1.
Data Primer
· Observasi lapangan, yaitu pengumpulan
data melalui pengamatan secara langsung dengan menggunakan seluruh alat indera
dan tidak disertai dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Observasi lapangan
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kondisi eksisting wilayah studi,
kondisi fisik alam, aktivitas pekerjaan masyarakat, dan potensi lokal yang ada
di keempat wilayah amatan.
· Dokumentasi merupakan salah satu
kegiatan survei lapangan dengan membawa perlengkapan kamera sebagai alat bantu
memperoleh data dan informasi berupa gambar dan fakta dari kondisi eksisting
wilayah studi. Tujuan observasi visual foto, yaitu untuk mendokumentasikan
keadaan eksisting guna membantu proses identifikasi potensi masalah, serta
rencana kebutuhan ruang di masa yang akan datang. Perlengkapan yang dibutuhkan,
yaitu:
-
Peta administrasi
-
Kamera
· Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan
data melalui penyebaran pertanyaan dalam format tertentu untuk memperoleh
informasi mengenai kondisi eksisting dari masyarakat mengenai Kabupaten
Gunungkidul yang tidak didapatkan di data sekunder. Kuesioner disusun dengan
substansi seperti persebaran infrastruktur, pelayanan sarana dan prasarana,
kondisi sosial, ekonomi, budaya serta isu dan permasalahan yang ada.
· Wawancara
Wawancara
merupakan pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung yang
dilakukan secara lisan atau berbicara langsung dengan narasumber untuk menggali
sebuah informasi. Wawancara dilakukan kepada stakeholder di Kabupaten
Gunungkidul tersebut dengan berdasarkan kriteria-kriteria seperti usia,
pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman. Wawancara ini bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi, isu permasalahan yang pada intinya untuk memperoleh
data yang tidak terjangkau atau ditemukan pada data sekunder.
Wawancara
tersebut dapat berjalan lancar dengan
memperhatikan, yaitu penampilan fisik yang baik, sikap dan tingkah laku yang
sopan dan menyenangkan calon responden, memperkenalkan identitas diri sebelum
melakukan wawancara, menyiapkan daftar pertanyaan terstruktur (daftar
pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya) dan tidak terstruktur (daftar
pertanyaan yang belum dibuat dan berkembang karena jawaban dari responden), dan
menguasai pertanyaan yang akan diajukan ketika wawancara untuk memudahkan
responden menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.
Langkah
pertama melakukan wawancara adalah dengan menentukan konsep wawancara, setelah
itu adalah melakukan wawancara, pada saat wawancara juga dilakukan dokumentasi
yang berupa rekaman dan foto narasumber yang terkait. Untuk menguji kevalidan
data dapat dilakukan dengan membandingkan hasil data wawancara dengan data
hasil observasi, data hasil survei dan hasil telaah dokumen.
· Traffic Counting
Traffic counting adalah salah satu bagian dari
observasi lapangan untuk menghitung jumlah kepadatan lalu lintas yang berada di
sepanjang jalan tertentu, baik dilakukan secara elektronik atau dengan
menghitung manual di pinggir jalan.
Perencanaan
pada sarana transportasi memerlukan pemahaman tentang kondisi lalu lintas yang
sebenarnya. Hal ini melibatkan penentuan jumlah kendaraan atau pejalan kaki,
jenis kendaraan, kecepatan kendaraan, bobot kendaraan, serta informasi yang
lebih besar seperti panjangnya perjalanan, tujuan perjalanan dan frekuensi
perjalanan.
2.
Data Sekunder
·
Survei Instansi
Survei instansi merupakan survei yang
dilakukan pada instansi terkait antara lain :
- Badan Perencana dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Gunungkidul.
- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunungkidul.
- BPS Kabupaten Gunungkidul.
- Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul.
- Dinas PU Kabupaten Gunungkidul.
- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul.
- Dinas PDAM Kabupaten Gunungkidul.
- Dinas Tenaga Kerja Sosial Kabupaten Gunungkidul.
- Dinas Energi dan Sumber Daya Kabupaten Gunungkidul.
- Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Gunungkidul.
- Kantor kecamatan wilayah amatan di Kabupaten Gunungkidul.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
data dan informasi sebagai pendukung dalam mengidentifikasi dan menganalisis
potensi dan permasalahan wilayah studi. Perlengkapan yang dibutuhkan, meliputi
:
- Surat izin survei
- Daftar wawancara kepada instansi terkait
- Daftar kebutuhan data
- Alat tulis
- Kamera untuk dokumentasi saat wawancara
Kegiatan Pasca
Lapangan
Tahap Pengolahan Data
·
Kompilasi Data
Setelah data primer dan sekunder
didapatkan, perlu adanya kompilasi data berupa tabel basis data yang berisi
informasi tentang Kabupaten Gunungkidul. Kompilasi data dilakukan dengan
mengklasifikasikan menurut kriteria tertentu misalnya unit amatan mikro. Tahap
pengklasifikasian ini digunakan untuk menyederhanakan data dan menyajikannya
secara lebih jelas dan mudah dimengerti.
Kompilasi data dilakukan untuk
konsistensi data dimana pada akhirnya data yang didapat dan disusun harus valid
dan bisa dipertanggungjawabkan isinya. Cara yang digunakan dalam kompilasi data
ini berupa metode pengumpulan data dari berbagai sumber dan dikelompokkan
sesuai dengan aspek bahasan substansi lalu dilakukan kompilasi dan pengecekan
kebenaran data dari satu sumber dengan sumber lainnya apakah sama atau berbeda.
Tahap Analisis Data
Metode analisis bertujuan untuk mengetahui potensi-potensi dan
permasalahan yang akan menunjang data kuantitatif dan data kualitatif. Proses
analisis ini menggunakan data yang telah dikompilasi sehingga lebih memudahkan
dalam analisis dan penyusunan tujuan perencanan. Analisis yang digunakan dalam
kegiatan survei lapangan di Kabupaten Gunungkidul yaitu,
a.
Analisis deskriptif yang berfungsi
untuk mengenai permasalahan sebagaimana adanya contohnya dengan analisis LQ
untuk mengetahui sektor basis dan sektor unggulan dan analisis skalogram untuk
mengetahui hirarki kota di Kabupaten Gunungkidul.
b.
Analisis hubungan yang merupakan
keterkaitan antara satu faktor dengan faktor lain, contoh : pohon masalah.
c.
Analisis antisipatif yang berfungsi
untuk mengetahui kemungkinan yang terjadi di masa depan, contoh : analisis SWOT dengan menjabarkan baik Strength, Weakness, Opportunity,
dan Threats.
d.
Analisis evaluatif yang berfungsi
untuk menentukan satu diantara berbagai alternatif, contoh : analisis SWOT dengan kuadran hubungan-hubungannya
(Matriks SWOT) yaitu Strength-Opportunity,
Strenght-Threat, Weakness-Opportunity, dan Weakness-Threat.
Kerangka
Analisis
Kerangka
analisis merupakan sebuah alur pemikiran yang terdiri dari data input, proses
yang menjelaskan cara pengolahan data, hingga menghasilkan sebuha output yang
merupakan tujuan akhir yang telah dirumuskan dari sebuah penelitian. Kerangka
analisis menjadi acuan kerja dalam penyusunan laporan, sehingga menjadi lebih
tersistematis dan terstruktur. Pada perencanaan di Kabupaten Gunungkidul ini,
data yang digunakan adalah data-data yang mendukung terumusnya strategi
pengembangan dan penyelesaian dari masalah yang telah dirumuskan yaitu adanya
ketimpangan pembangunan wilayah antara Kecamatan Wonosari dengan kecamatan
lainnya.
Data
pertama yang dibutuhkan adalah peta, yang terdiri dari peta dasar, peta
tematik, dan peta citra. Peta ini dibutuhkan untuk mendukung semua analisis
deskriptif mengenai Gunungkidul. Selain itu juga dapat menghasilkan sebuah peta
kesesuaian lahan melalui analisis overlay. Selain itu data yang dibutuhkan
adalah data-data yang menjadi masalah dalam ketimpangan antara Kecamatan
Wonosari sebagai Ibukota Kecamatan dengan kecamatan amatan lainnya, yaitu data
jumlah penduduk, data sarana dan prasarana, data kemiskinan, data migrasi,
serta data pengolahan air. Data-data ini akan dianalisis untuk melihat
ketimpangan pembangunan yang terjadi serta penyebabnya, sehingga dapat
dihasilkan suatu rekomendasi yang sesuai.
Data
lain yang dibutuhkan adalah data PDRB Kabupaten. Dari data ini dapat dianalisis
dengan analisis LQ dan Shift Share sehingga akan menghasilkan sector basis, unggulan,
maupun tertinggal. Selain itu, akan dilakukan wawancara dan survey terhadap
keberadaan pengembangan potensi pariwisata di Gunungkidul. Hal ini diperlukan
karena secara kasat mata, terlihat bahwa Kabupaten Gunungkidul sangat minim
dalam hal pengembangan potensi pariwisata yang ada, seperti pantai dan goa
karst yang pada hakikatnya merupakan potensi yang cukup menjanjikan di
Indonesia. Dari data-data ini dapat dianalisis sebuah strategi pengembangan dan
penyelesaian masalah yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar